Senin, 10 November 2008

Asal mula Banyudono

Keramahtamahan adalah sifat asli yang diwariskan nenek moyang penduduk di Indonesia, begitupun juga, sifat ini tidak lepas dari budi pekerti warga kebanyakan. Daerah Banyudono dikaruniai Oleh Alloh Yang Maha Pemurah akan kesuburan tanah dan melimpahnya kandungan air.
Sudah dari dulu, masyarakat Banyudono mewujudkan keramahtamahaanya dengan selalu menjamu tamunya dengan sebaik-baikhya, entah itu tamu berkunjung atau sekedar beristirahat sebentar.
Oleh karena itu, konon di setiap emperan rumah di daerah ini selalu di tempatkan "gentong" semacam kendi air minum beurukuran besar, supaya orang yang sekedar lewat atau mampir bertamu dapat beistrirahat sambil minum air darinya. Tentunya akan terasa sangat menyegarkan ketika dahaga, kepenatan dan kelelahan selama perjalanan dapat terobati.
Posisi Banyudono memang bukan sebagai pusat perekonomian namun lebih sebagai transit untuk singgah sebentar, daerah yang sebagian besar untuk pertanian ini sangat menyenangkan bila kita dapat menyempatkan sebentar untuk merasakan hawa sejuk pertanian Banyudono.
Mungkin bagi yang telah membaca sejarah Boyolali akan mengerti bagaimana perjalanan Ki Ageng Pandan Aran dalam mencari nila-nilai kebenaran hidup, maka sejarah asal mula dinamakan Banyudono juga tak lepas dari laku panjang Beliau. Dalam sebuah perjalanan itu, Ki Ageng Pandan Aran merasa kelelahan dan kehausan maka dia berusaha mencari tempat istirahat, maka dijumpainya sebuah kampung yang "adem" maka ia berniat untuk berisitirahat di kampung ini.
Ki Ageng merasa bekal yang dibawa telah habis, singkat cerita Beliau minta tolong kepada salah satu warga untuk memberikannya seteguk air. Dan karena sifat mulia dari keramahtamahan yang ada dalam setiap warga, maka dijamulah Ki Ageng, dipersilakan istirahat dengan sebaik-baiknya dan diberikannya air minum sebagaimana yang diminta. Ki Ageng merasakan bahwa air minum yang ada di daerah ini lain dari pada yang lain, Walaupun tidak diberi campuran apapun namun rasanya manis bagai air gula. Tidak pula pahit ataupun asin.
Maka melalui perjamuan sederhana dan percakapan dengan warga maka Ki Ageng sedikit lebih mengerti seluk beluk adat dan kebiasaan warga di sini. Maka untuk sebagai wujud rasa hormat dan terima kasih, nama daerah ini diingatnya sebagai Banyudono.
Banyu adalah air dan dono adalah "weweh" atau beri/sumbang/kasih.
Di desa ini, setiap tamu akan kami suguhkan keramahtamahan kami bagaikan air yang mengalir tiada habisnya

3 komentar:

W O R O mengatakan...

Sungguh mulia ya ternyata para pendahulu kita...semoga sifat2 itu tetap diwarisi oleh kita2 dan keturunan kita. Amin.

Anonim mengatakan...

Halo Mas / Mbak pengurus blog Banyudono. Salut atas kecintaan Anda sekalian kepada tanah / kampung Anda :)
Semoga rahmat kebaikan dan sukacita senantiasa menyertai perjalanan hari-hari Anda dan warga Banyudono lainnya.

Terimakasih sudah mampir ke Rumah Sadhana :)

Salam hangat
Ben

Unknown mengatakan...

Banyudono is the best...